Thursday 9 September 2010

UNTUK SESUATU YANG HILANG

Pintu dari kayu triplek itu berderit ketika seorang klimis dan necis membukanya. Sebetulnya ia sudah hati-hati ketika membuka pintu kamar yang tidak pernah dikunci oleh penghuninya . tapi berderit juga. Di dalam kamar banyak kertas berserakan dan seorang lelaki kurus meringkuk kelelahan disebuah dipan butut.

Gilang memperhatikan wajah cekung dan lelah itu. Padahal ketika pertama gilang mengenalnya ,tidak memprihatinkan seperti ini. Lelaki kurus ini sedang menderita suatu penyakit. Tapi entah apa, karena jika gilang menanyakan ,lelaki itu tidak pernah membicarakannya. Tampaknya ia ingin menyimpan dan menelan penderitaannya sendiri. Betapa beragam persoalan memancar dari wajah kerasnya.

Gilang lalu memperhatikan saja kertas-kertas berserakan disebelah mesin tik. Sementara dibawah meja kulit-kulit kacang dimana-mana. Juga gelas kopi yang tinggal ampasnya tergeletak begitu saja diatas meja. Dia membuka jendela kamar lebar-lebar dan udara kamar terasa lebih segar sekarang.

Lelaki kurus itu masih saja meringkuk.

“masih tidur, jar?” gilang menyentuh pundak lelaki itu.

Kepala berambut gondrong dan kusut itu bergerak. Terangkat. Sepasang mata yang lelah kurang tidur terbuka menyipit. Lalu matanya diusap-usap dengan punggung jari-jarinya.

“Sudah pagi lagi rupanya, lang?” begitu selalu katanya sambil menguap. Dia bangkit dan meluruskan kedua kakinya.

Gilang selalu tersenyum mendengarnya.

“sudah jam sembilan.” Katanya, “kuliah, enggak? Gue lagi enggak ada kuliah nih!” gilang menuju jendela. Memandang keluar . matahari dimusim penghujan memang jarang sekali kelihatan. Wajar saja kalau banyak orang yang tambah lelap tidak memperdulikan waktu, batinnya.

“kalau elu enggak ada kuliah juga ,kita keluar kota yuk!” ajak gilang.

Fajar bangkit sempoyongan menyambar handuk yang menggantung disandaran kursi.

“gue mandi dulu.” Katanya sambil berharap semoga tidak perlu mengantri.

Ditempat kostnya ini cuma ada satu kamar mandi dengan sepuluh orang lelaki yang suka bangun seenaknya ,sehingga setiap jam sibuk pasti mereka teriak-teriak minta giliran lebih dulu. Nyatanya fajar memang harus antri. Dia berteriak dan menggedor pintu kamar mandi. Yang di dalam malah tertawa menyalahkan ,kenapa selalu bangun kesiangan.

Fajar menyender ditembok. Ya ,kenapa aku selalu bangun lebih siang dari yang lain, sehingga gilang suka ikut-ikutan kesiangan pergi ke kampus? Padahal gilang bisa saja dari rumah langsung ke kampus dengan mobil sedan mulusnya. Tapi gilang hampir setiap hari menjemput dan selalu sabar membangunkan atau menunggui fajar mandi.

Awalnya fajar bisa kenal dengan gilang secara kebetulan saja. Ketika usai kuliah sastra modern ,di pelataran parkir dia melihat kunci mobil. Dipungut dan diperiksanya isi dompet itu. Dia meneliti setiap nomor mobil yang diparkir. Dibanding-bandingkan dengan es te en ka di dalam dompet. Ketika matanya tertumbuk pada sebuah sedan warna biru malam ,dia tersenyum. Apalagi tidak jauh dari situ dia melihat sekelompok lelaki elit sedang memelototi setiap jengkal pelataran parkir. Mereka mencari-cari sesuatu sambil tertawa-tertwa. Fajar menonton saja dibawah pohon angsana sambil memperhatikan seseorang yang lebih serius dan menggerutu terus.

Ketika mereka mulai bosan mencari dan meninggalkan si serius yang malang ,fajar tersenyum-senyum menghampiri. Kunci mobil diputar-putarkannya.
Si serius melotot geram. “jadi lu udah sejak tadi nemuin kunci mobil gue?” katanya kesal.

“ya!”

“ah sialan lu!”

“Sekarang ,lu mesti jadi supir gue!” fajar tertawa menyebutkan sebuah kantor redaksi majalah. “hitung-hitung bonus buat gue yang nemuin kunci mobil lu!” katanya sambil melemparkan kunci mobil.

Si serius itu, gilang ,menangkap kunci mobil dan menatap dewa penolongnya dengan beragam perasaan. “kenapa baru elu kasiin sekarang, heh?!” hatinya rada jengkel juga ketika membuka pintu mobil, kerena tahu sejak tadi dewa penolongnya menonton dibawah pohon.

Fajar tertawa dan masuk ke dalam mobil. “gue cuma kepingin nonton ,bagaimana orang macam elu mempertanggungjawabkan sesuatu yang berharga yang dimilikinya!” katanya ringan.

Gilang mengerutkan keningnya. Kalimat yang menusuk buatnya. “ini mobil babe. Gue dikasiih kepercayaan dan mesti mempertanggungjawabkan kepercayaan itu.” Belanya tidak enak.

“itu yang gue maksud! Babe lu ngasih lu mobil. Bisa enggak lu ngejaga dan ngerawat pemberian babe lu. Pasti babe lu ngeluarin keringat dan darah buat ngebeli mobil ini!”

Gilang melirik lelaki jantan bertampang seniman itu.

Fajar tersenyum memandang gedung-gedung bertingkat. Baginya .memiliki benda-benda mewah adalah diluar batas kesadarannya. Jangankan memiliki ,memimpikannya saja dia tidak sanggup. Sekarang saja ,dia hanya bisa hidup dengan mengandalkan honor-honor tulisannya. Dia memang mesti pandai mengatur dan mengekang keinginannya. Yang terpenting baginya adalah tidak menunggak uang kuliah dan sewa kamar.

“ngapain ke redaksi?” Tanya gilang ingin tahu.

“ngambil honor! Cerita gue dimuat lagi!”

Gilang kini tertawa. “elu tukang ngekhayal rupanya!”

“enggak selalu.” Fajar meringis.

Setelah dari redaksi, gilang mengajak fajar makan siang dirumah makan ala barat. Tapi fajar keberatan. Gilang terus memaksa dengan alasan merayakan perkenalan mereka.

“gue nggak biasa makan ditempat kayak gitu.” Sederhana sekali alasan fajar. “perut gue terbiasa dengan warung tegal!” fajar tertawa getir.

Gilang memperhatikannya, hatinya tersentuh juga ketika mendengar pengakuan dari sobat barunya tadi. Lantas dia jadi malu sendiri, karena baginya makan di rumah makan ala barat seperti keluar masuk rumah saja. Bukan lagi sekedar gengsi atau symbol status ,tapi sudah menjadi kebutuhan.

“gimana kalau gue yang ngebossin lu makan diwarteg?” fajar menawarkan sambil tersenyum lucu.

Makan diwaretg? Gilang menggigit bibirnya. Lalu terbayanglah sebuah tempat yang kotor, bau keringat dan lalat-lalat. Apalagi perutnya agak-agak sensitive. Buru-buru gilang menggeleng. “nggak deh.”

Fajar tersenyum lagi. “oke kita ambil jalan tengah saja. Elu makan ditempat yang lu suka dan gue juga makan ditempat yang gue suka.”

Gilang menggumam tidak percaya. Dia baru sekali ini ketemu orang yang kayak begini. Ketika gilang memarkir mobil, dia memperhatikan sobat barunya yang aneh. “elu serius ,jar?” tanyanya.

Fajar mengangguk pasti dan keluar dari mobil.

“gue makan disana!” fajar menunjuk warung-warung yang berjejer di pinggir jalan. Dia berlari manyebrangi jalan.

Gilang memandangnya terus. Dengan berat hati dia melangkah masuk ke rumah makan ala barat langganannya. Akhirnya mereka merayakan perkenalan mereka ditempat kesukaan mereka sendiri-sendiri. Ketika makan, gilang dan fajar sibuk dengan fikiran masih-masing.

Gilang mambayangkan wajah seorang lelaki yang menghadapi hidup dengan penuh perjuangan. Dunia lelaki itu berbeda denganku. Secara materi semua yang ada padanya bertolak belakang, batin gilang terus. Dan fajar tentu kebalikannya. Biarkan saja begitu. Manusia sudah ditakdirkan hidup pada porsinya masing-masing oleh tuhan.

Setelah makan, gilang mengantar fajar ke tempat kostnya. Malah gilang turun menyusuri lorong-lorong ketika fajar mengundang untuk mampir. Setelah berada di kamar berdinding triplek yang dipenuhi grafiti dan poster-poster grup band rock, gilang nyeletuk “kok nggak ada mesin tik atau computer?”

Fajar tertawa sambil membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Katanya sambil tersenyum,”semuanya gue tulis tangan!”

Hah?! Gilang betul-betul tidak percaya.

“benda yang elu sebut tadi sangat langka dipondokan ini. Kawan-kawan sekost pun, kalau perlu banget buat bikin laporan ,pasti locat sana-sini nebeng ngetik. Yang punya duit ya ke rental computer. Kepercayaan untuk zaman sekarang udah mahal harganya, guy!” fajar berfilsafat sedikit.

Gilang duduk dibibir jendela. Dia mendengarkan dengan serius.

“tapi, gue punya tulisan tangan yang bagus! Buktinya cerita-cerita gue selalu dimuat!” fajar tertawa keras.

Setelah pertemuan itu, mereka jadi sering bertemu ditempat parkir. Bahkan pada kesempatan lain, fajar menolong gilang ketika dikeroyok gara-gara perempuan. Tiga orang yang mengeroyok gilang ternyata dibuat keder oleh kepalan dan tendangan fajar.

“elu jago silat juga rupanya!” gilang mesti berhutang budi sekali lagi kepada seniman aneh ini. Di dalam hati gilang ,lelaki aneh ini semakin menyenangkan saja.

“elu mesti jadi supir gue lagi sekarang!” fajar tertawa. Gilang mengangguk senang.
Setelah itu mereka jadi semakin akrab ,tapi tetap tidak pernah bisa disatukan kalau soal kebiasaan. Mungkin dalam selera music rock saja mereka bisa akur. Kadangkala kalau lagi jenuh, mereka suka teriak-teriak di dalam mobil. Tapi ada yang membuat fajar suka bukan kepalang ,jika sewaktu-waktu gilang mengundang makan malam dirumahnya. Fajar antusias sekali . ia begitu menikmati suasana makan malam di meja makan. Apalagi jika seluruh keluarga gilang komplit hadir.

“gue iri ngeliat elu bahagia sama keluarga, lang.” begitu selalu kata fajar setelah makan malam.

Gilang cuma bisa merangkul bahunya.

Beberapa hari setelah itu ,gilang seperti biasa datang menjemput fajar. Kali ini gilang menjinjing mesin tik. Di rumahnya mesin tik hanyalah sebuah benda seperti benda-benda pelengkap lainnya, yang kadang dilirik pun tidak. Teronggok begitu saja digudang. Malah lebih berharga bonsai-bonsai di teras rumah atau barang-barang antik di ruang tamu. Computer memang sudah menjadi mainan seisi rumahnya.

Mulanya fajar menganggap uluran tangan gilang berlebihan. Tapi setelah difikir matang-matang ada baiknya juga. Bukankah dengan mesin tik itu ,persoalan kawan-kawan sekostnya jika mengetik laporan bisa terpecahkan? Apalagi kalau ada yang harus lembur bikin makalah, kan nggak perlu berantem sama penjaga rental computer yang udah ngantuk abis dan ngusirin mereka suruh pulang.

Hanya ada yang masih membuat penasaran gilang tentang fajar, sobat yang sudah setahun dikenalnya. Yaitu tentang kondisi tubuhnya yang saban hari menyusut terus dan latar belakang hidupnya. Siapa orang tua fajar? Dimana keluarganya? Jika saja gilang menyinggung masalah itu, si seniman aneh itu pasti akan memandang nya dengan tajam ,memperingatkan untuk tidak membicarkan hal yang satu itu. Gilang hari ini pun tampaknya masih penasaran. Dia masih akan menanyakan pada fajar, walaupun dengan resiko dipelototi.

Dari tadi gilang hanya duduk-duduk dibibir jendela ,melihat lorong-lorong yang sesak dengan rumah kumuh penduduk.

Fajar tidak pernah bercerita tentang pacar ataupun cewek sekalipun. Tidak seperti gilang, yang senag bercerita tentang pacar-pacarnya yang senangnya hura-hura melulu. Sebentar-sebentar minta diantar ke pesta si anu, ke situlah ,ke sinilah…. Atau menghabiskan malam minggu ditempat-tempat jajan dan bioskop mahal.

Fajar nongol. Rambutnya yang gondrong basah habis keramas. Dadanya telanjang. Tampak rada segaran.

“udah dari tadi lu ,lang?” dia lalu mengenakan jeans robek dan kaos oblong putihnya. “eh naskah ini gak di bacakan?” fajar memasukan tumpukan kertas diatas meja kedalam map.

“naskah ini pasti bakalan bikin surprise buat kita. Naskah ini mau gue ikutin sayembara. Kalau menang ,gue gak butuh lagi mesin tik elu, lang!” fajar tertawa.

“oh ,ya?!” gilang melompat dari duduknya. Dia membatin ,paling-paling cerita tragis lagi. Tentang kematian lagi. Setiap gilang membaca cerita-cerita fajar di majalah ,kebanyakan isinya tentang seseorang yang sedang menghadapi maut karena menderita penyakit ganas; kanker misalnya,atau tumor, jantung, bahkan leukemia!
Pagi itu gilang berencana mengajak fajar pergi ke puncak, ke villa orang tuanya. “sekalian buat cari inspirasi.” Bujuk gilang.

Tanpa berfikir panjang fajar langsung mengiyakan.

Dua manusia yang ditakdirkan lahir berbeda kutub itu sudah duduk-duduk di kap mobil. Mereka sedang mengunyah jagung bakar dikawasan puncak. Keindahan pohon-pohon teh yang hijau membuat paru-paru mereka lapang. Sesekali mereka berbincang tentang nasib si penjual jagung, yang sudah bertahun-tahun membakar jagung-jagung itu ,tapi tetap saja masih begitu. Betapa sederhana pola hidup si penjual jagung itu. Kalau saja dia dibekali ilmu ekonomi ,mungkin sekarang sudah tidak perlu kedinginan membakar jagung-jagung jualannya di pinggir jalan, begitu pikir mereka.

“gue mau cerita banyak sama elu ,lang.” fajar membuang batang jagungnya. “elu dengerin ya! Mungkin nggak akan pernah gue ulangi lagi cerita ini.” Fajar serius sekali bicaranya.

Gilang memperhatikan raut muka fajar.

“kamu….,” kini fajar tidak bergue-gue lagi.

Bicaranya mulai teratur. “kamu belum tahu banyak tentang saya ya ,lang?”

Gilang mengangguk, “kamu yang melarang saya untuk tahu.” Gilang mengingatkan.

Fajar meringis. “kamu siap mendengarkan sekarang, lang?”

Gilang mengangguk.

“oke ,inilah cerita saya ,lang….”

Nama saya fajar, tapi tidak pernah bisa menikmati menyembulnya fajar ,yang kata orang sangat indah. Kadangkala saya benci dengan orang yang memberi nama ‘fajar’. Saya tidak tahu entah siapa yang memberi nama itu. Yang saya tahu hanya, bayi mungil itu tergeletak di depan rumah yatim piatu disaat fajar menyembul. Lantas para pengurus panti sepakat memberi nama bayi itu ‘fajar’. Mereka punya keinginan ,bahwa suatu hari nanti bayi itu bisa merubah dunia. Memberi cahaya terang pada orang-orang. Padahal bayi mungil itu orang kebanyakan juga.

Saya benci dengan nama fajar. Seharusnya nama itu diberiakan pada bayi-bayi mungil yang punya orang tua kompllit dan bahagia. Bukankah fajar adalah pertanda dimulainya hari lain? Denyut lain?

Tapi saya…. Fajar? Lelaki yang suka bersembunyi di kegelapan dan bangun kesiangan, hanya karena semalaman kurang tidur setelah membuat cerita-cerita?! Saya lebih cocok sebagai penyebar kegelapan dan selalu marah pada sekeliling. Marah terhadap wajah-wajah bertopeng.

Lantas ,siapa orang tua saya?! Berkali-kali saya tanyakan pada pengurus panti, tapi mereka hanya bercerita tentang bayi mungil di saat fajar itu! Sepasang manusia yang sedang dimabuk asmarakah? Yang belum sanggup mengurus bayi,sehingga bayi mungil itu mereka letakkan di muka pintu panti asuhan?

Saya capek hidup. Capek memikirkan semua itu. Saya tidak tahu untuk siapa menjalani hidup ini. Saya tidak punya kebanggaan dan tidak ada yang membangga-banggakan. Seharusnya, mungkin ,saya tidak kabur dari panti asuhan dulu. Seharusnya saya diam saja sampai mati disana. Berkumpul dengan kawan-kawan senasib ,yang setiap malam selalu bermimpi punya segala yang diidamkan. Keluarga yang bahagia, harta melimpah ,juga kehormatan. Atau diadopsi oleh pasangan kaya-raya.

Pernah mimpi menjadi orang seperti saya? Oh, lebih baik jangan . lebih baik tidak pernah bermimpi ketika tidur. Lebih baik tidur nyenyak saja dan bangun disaat fajar menyembul.

Besok saya mau mencoba bangun lebih pagi, agar bisa menikmati menyembulnya fajar. Kalau begitu sebaiknya nanti malam saya tidak mengetik cerita. Saya akan lebih cepat tidur. Ya,saya ingin merasakan tidur nyenyak tanpa ditemani mimpi . ya,saya ingin tidur nyenyak,agar besok bisa bangun lebih pagi dan menikmati fajar.



Gilang sejak tadi duduk didipan yang sepreinya tidak pernah beres itu. Dinding triplek penuh grafiti itu kini seperti menghimpitnya.

Gilang berjalan ke jendela. Matanya masih merah . dia menangis tadi. Dia menengadah ke langit. Dia betu-betul tidak percaya kalau kemarin sore, di puncak ,adalah percakapannya yang terakhir dengan fajar. Kalau saja gilang lebih teliti kemarin sore, betapa sangat pucat wajah fajar ketika bercerita tentang hidupnya.

Fajar ternyata tidak pernah bisa menikmati fajar. Padahal pagi-pagi sekali gilang sengaja mengetuk pintu fajar, ingin membuktikan apakah betul fajar sudah menikmati fajar. Tapi ternyata fajar masih saja berbaring dikasur. Tidur nyenyak dan tidak pernah bisa bangun lagi.

Kini dimata gilang, langit seperti berwarna hitam.

Fajar baru beberapa saat dikebumikan. Tanpa iringan sanak saudara. Hanya gilang dan teman-temannya. Walau begitu semua merasa langit sedang runtuh dan menghimpit.

Menurut diagnose dokter, fajar terlalu banyak menelan penderitaan batinnya sendiri, sehingga kanker menggerogoti! Gilang juga tidak habis mengerti bagaimana fajar bisa bertahan sekian tahun melawan penderitaan kankernya! Gilang bisa maklum kalau fajar tidak pernah menceritakan pada siapapun tentang sakitnya, karena takut merepotkan. Untuk berobat sendiri tentu akan kewalahan, karena ongkosnya bisa mencekik.

Kenapa kalau ingin tidur nyenyak saja mesti dengan cara menderita seperti itu ,fajar? Gilang mengusap matanya.

Setelah kematian fajar ,gilang mengambil beberapa naskah fajar yang belum jadi dan mesin tik ,juga beberapa buah buku sastra dan album foto. Lalu kamar suram berdinding triplek penuh grafiti itu mereka kubur dalam-dalam. Mereka bakar seluruh kenangan tentang kamar itu.

Tiba-tiba saja muncul keinginan gilang untuk menjadi seorang pengarang seperti fajar, setelah membaca seluruh naskah fajar yang belum jadi. Gilang ingin melanjutkan segala kemarahan dan kejengkelan fajar terhadap sekelilingnya dengan kata-kata,dengan kalimat. Tapi satu cerita pun tidak pernah bisa gilang selesaikan karena dia tidak punya kemarahan dan kejengkelan yang di punyai fajar. Setiap gilang memulai dengan halaman pertama, wajah fajar selalu melintas dan menyuruhnya untuk berhenti melanjutkan cerita-ceritanya.

Di hari lain ,ketika dia sedang duduk merenung di teras, ada pak pos. kini ditangan gilang ada sebuah surat panggilan dari sebuah majalah ternama. Gilang tahu persis apa isi surat itu. Buru-buru dirobeknya sampul surat . dibacanya. Seluruh tubuhnya bergetar.

Gilang menangis.

Ternyata fajar memenangkan sayembara mengarang. Dia mendapatkan sebuah computer.

Saturday 21 August 2010

aku kembali menulis

Kembali menulis

Trieas maya ade putri, siswi kelas X smk negeri 48 jakarta. Disini aku akan memulai ceritaku, hah memories of FLM aku menyebutnya 24 february 2010. Aku akan memulai cerita ini sedikit flashback beberapa bulan yang lalu. Dulu aku punya teman sepermainan ,sebut aja Fanni kita sama-sama suka sama cowok yang sama (yah si memories of FLM ini) fanni sempet jadian sama fahmi, fanni selalu cerita apapun yang dia rasa ke gue dia cerita kalo dia lagi kangen sama fahmi ,kalo dia lagi sedih, kalo dia lagi kesel ,kalo fahmi nyebelin ,dia selalu cerita ,bayangin kawan seperti apa kalian kalo jadi gue?? (bete banget pastinya kan?) tapi yah yang namanya sama temen sendiri apasi yang enggak..
Sedikit flashback lagi ,dulu gue sempet bilang ke fanni kalo gue sayang sama fahmi gue suka sama dia .eh olalah pie tho mereka malah jadian, tapi gapapa yang penting gue kenal sama fanni dan gue juga kenal sama fahmi seenggaknya gue ikut seneng lah, sampe akhirnya mereka ada konflik sama keluarganya fanni sampe yah bisa dibilang perang akhirnya mereka putus. Gue gak tau seharusnya gue sedih temen gue susah eh ini malah seneng jahat sih emang ,tapi saat itu yah itulah adanya gue seneng banget mereka putus. gue coba buat sedikit caper-caper gitu ama dia gak mempan bos :PP semua sama aja, uda berkisar beberapa bulan mereka putus fanni bilang ke gue dia masih berharap bisa sama-sama fahmi lagi dia mau ngajak fahmi balikan .oh no!
Kagetlah coy dengernya, dalem ati yang uda bilang “YA ALLAH JANGAN DONGDONGDONG HEHE LEBEH” mulai was-was gitu gue.
Eh ,gak lama foto buku tahunan tau gak si bro foto buku tahunan kelas gue dibantuin sama dia sama temennya “MAMAAAAAH TIDAAAK!” gue berusaha buat yang sebiasa mungkin waktu itu sebiasa mungkin 
Sempet seneng dia bantuin buat foto buku tahunan ,diem diem rasa ini makin pasti gue berusaha nyangkal tapi gak bisa. Akhirnya gue minta nomer dia ke sahabat gue namanya Terry alhasil gue sms dia pas tanggal 24 February 2010 ya basa basi gitu haha *dongdongdong* awalnya gue takut bin ragu ya ALLAH tapi gue coba dengan isi sms begini kurang lebih ; “kak saya gak tau setelah ini kk bakal bersikap seperti apa sama saya tapi saya capek uda terlalu lama ngalah sama keadaan saya gak tau ,saya gak ngerti kenapa tapi ini yang saya rasain saya sayang sama kk saya gak berharap apa-apa saya juga gak terlalu berharap bisa sama-sama kk. Saya Cuma mau sampein apa yang selama ini saya rasa apa yang selama ini saya tutup-tutupin juga dari fanni. Saya bener-bener gak enak maaf ya kak”
Dan apa kalian tau dia bales apa?? Hehe ,awalnya dia bales “kk makasih banget dek kamu uda suka sama kk, kamu uda sayang sama kk tapi maaf dek kk uda gak bisa lagi buat pacaran sama yang seumuran kamu ,ini aturan hidup kk ini aturan bpknya kk,ini bukan maunya kk dek”
Gilaaaaaaaa,disitu juga gue nangis, ironis banget sih gue.
Gue bales gini “gapa kok kk ,saya kan bilang tadi saya gak maksain perasaan kk juga saya ngerti saya gpp kok”
Hari itu sumpah demi apapun gue lemes banget, yah alhasil hasil simulasi UN KE 2 gue parahnya naudzubillahiminzalik 
Beberapa setelah itu gue jadi mulai deket yah sekedar smsan telepon teleponan gitu haha gak tau kapan gimana ceritanya ,jadi kita bahas lagi masalah gue menyatakan sesuatu itu.
Dia bilang “tapi kkak nyesel banget dek nyesel banget kalo kkak nyia-nyiain kamu gini aja”
Gue bilang “tapi mau dibilang apa kak kalo emang kkak gak bisa yah gak usah maksain juga ntar malah ada masalah lagi malah gak enak kak ,walaupun sebenernya saya pengen banget bisa sama-sama kakak”
“gimana kalo kakak tunggu kamu sampe lulus dek??” dia bilang gitu.
Gue ,”hah? Aku sih iya iya aja gapapa  tapi kkak bener-bener mau nungguin aku sampe lulus?”
“iya insya allah ,kita jalanin dulu aja yang sekarang yah dek … “
Gue seneng banget sumpah demi apapun saat itu, semangat gue datang lagi semua jadi indah (lebeh booo)
Selang beberapa waktu ,kita mulai deket-deket gitu haha ceritanya gini gue les hari sabtu di gama mau pulang gue sms dia “dok ,kamu dimana?” dia bales, “aku dilapangan burung lagi ngurus yang foto buku tahunan kelas 9.3 belum selesai sayaaaaaaaangku ”
Nah ,gue iseng gue kira dia bakal cepet balik ternyata lamaaaaa bo haha gue nunggu di pos jaga sekolah ampe kusut ampe ketiduran sih  tapi seneng bisa ngobrol sama dia ih seneng deh.
Dia bilang ,”besok mau kemana kamu?” gue, “gak kemana-mana kok kak kenapa?”
Dia ,”mau ikut ambil foto di rumahnya si anton gak? malem aja sekalian jalan jalan gimana??” gue, “hem.. boleh-boleh asiiiiik  (bocah banget emang gue haha)
Ini kali keduanya gue nunggu hah dismsin kagak dibales diteleponin gak diangkat (aduuuuu kodoook kemana kamu sayaaaaang??? ) nunggu di pos jaga 25 abis isya hem untung rame ada abangnya ,terus ada kak matnur,kak arif, sama kak andy.
Di Tanyalah gue ngapain malem-malem disini sama kak andy, gue bilang aja tar juga tau nih lagi nungguin orang kak ndy… eh gak lama klaksonnye bunyi haha gue pasang muka aneh jelek marah ngambegg  fahmi nanya ama abang nya gue nunggu dari jam berapa hehe dia minta maaf deh.
Di jalan ceritalah dia ,dia bilang handphonenya ilang padahal tadi masih ada (padahal mah jatoh dikolong tempat tidur ) doi sih ngiranya tuh handphone di ambil si bapak xixixixi 
Teman ini 1st date gue ama ADE FAHMI GEMILANG lho ,hem senangnya malam itu gue bisa cerita-cerita sepuas gue certain sejak kapan gue suka sama dia sejak kapan gue blablabla haha ,di jalan dia ngasih gue gelang samaan sama dia dipake di tangan kiri(yang gue kira punya gue ilang dijalan pas mau jenguk dia sama ranna sama kak santo dulu) seneng banget banget. Sepulang dari rumah kak Anton kita jalan-jalan ngobrol-ngobrol hem waktu itu ke harapan indah iyaiya (jadi inget  this is so sad) seneng banget.
Dia bilang sekarang gue udah sama-sama dia dia mau rasa sayang gue yah JUST FOR ME  of course itu pasti bahkan itu sampai sekarang ta… mulai dari hari itu gue pengen mengenal sosok fahmi lebih dekat seperti apa dia, watak,dll lah.
Waktu dijalan pulang habis buat kita cerita-cerita panjang-lebar, ngalor ngidul,kanan-kiri,depan-belakang (haha) sampe dirumah gue hem gue Tanya mau pulang jam berapa kamu dok?? Dia bilang nanti aja, yaudah kita cerita-cerita dia cerita gimana keluarganya seperti apa keluarganya ,dia juga cerita masalah pasca dia sama fanni itu, dia cerita yang lucu-lucu dia buat gue ketawa dia buat gue tersenyum dia buat gue berarti saat itu (tapi sekarang gak ada lagi) gue juga cerita kayak gimana betenya gue dulu sebelum ini semua terjadi pasca fanni juga tentunya.
“dulu waktu kamu masih sama –sama fanni bahkan jauh sebelum kamu sama-sama fani aku pernah bilang kak sama fani aku sayang sama kamu aku suka sama kamu. Tapi yah mau gimana kamu suka sama fanni akhirnya kamu sama dia jadian hem disinilah sakitnya tiap hari kak aku dengerin fanni cerita kamu ,kamu ada masalah lah ,dia kangen sama kamulah yah emang sakit dengerin temen sendiri cerita orang yang aku suka bahkan mereka pacaran tapi aku usaha buat sebiasa mungkin. Terus yah masalah kamu sama dia yang buat kamu sama dia gak bisa lagi sama-sama akhirnya kamu putus sama dia,dan aku gak tau kenapa seneng rasanya kamu putus sama fani jahat sih emang tapi yah itu adanya” gue cerita panjang-lebar.
Udah agak maleman jam 11an lah ,gue Tanya “dok kamu mau pulang jam berapa ?udah malem lho ini.” kodok “iya sebentar lagi ,sapiiii  hehe” ngelanjutin lagi cerita-cerita udah hampir setengah duabelas kita liat bintang sama-sama diluar (ya allah ,sekarang dia bukan lagi milik gue) pokoknya gue seneng banget malam itu  he he he.
Sesudah malem itu jadi sering ketemu, main kerumah main di pop esnya bu de’ sama putri sama nyul, citra. Singkat cerita udah mau UN’10 nih ceritanya lagi stress-stressnya belajar hem seneng banget ada yang nyemangatin gue belajar gue semangat banget sumpah demi apapun gue sayang banget sama dia sampai detik ini.
Yah, akhirnya tinggal seminggu lagi UN’10 kita break smsan  dia gak mau ganggu konsentrasi belajar gue tapi tetep di hari terakhir UN’10 dia sms gue lah he heh e.
Tau gak teman, dia bilang buat sayang sama gue susah banget dia bilang gak tau kenapa waktu gue lagi UN’10 dia was-was mikirin gue bisa ngerjain soal UN nya enggak dia doain gue biar semuanya lancar, gue sayang sekali sama lo boy 
Hem ,terlepaas dari yang namanya ujian nasional tahun ajaran 2010 kita mulai kembali lagi seperti biasanya kita sering ngumpul bareng-bareng putri sama nyul sama citra di pop es dalam rangka melepas stress he he he ,terus jalan-jalan sama dimas+imay yang kayak dikejar waktu gitu hehehe paling menyenangkan tanggal 24 april 2010 2nd months me and him (ya allah…)
Udah menjelang-menjelang pengumuman ujian nasional deg deg plesss aja ni jantung ,sebelumnya tanggal 5 april gue minta anterin Ranna cari kado buat dia muter-muter akhirnya ketemu juga gue beliin dia stick drum di bharata music terus gue bungkus rapih kadonya+gue tulis kartu ucapannya  isinya : “happy bday ya mas  ma’at taufiq +dewasa,+sukses kedepannya,+sayang sama aku, jadi yang terbaik buat keluarga . –aku-“ dan parahnya pas selesai cari kado gue sama ranna ke pop es bu de’ eh malah ketemu orangnya he he he untung motor diparkir di seberang dan gak keliatan kadonya ya udah alhasil seneng gue ketemu dia gak diduga-duga malah ketemu ngerecokin dia minum pop es hehe seru deh pokoke 
Sampai akhirnya di tanggal 7 mei 2010, malem nya gue telepon dia diangkat dan ya udah gue ucapin met ulang tahun  dia nyanyi lagu lamanya JAMRUD-TERIMAKASIH paginya gak tau ini hari waktunya gue seneng atau sedih .hari ini hari pengumuman kelulusan ujian nasional gue seneng banget gue lulus walaupun agak sedikit ngecewain yang pake bocoran malah lebih bagus nilainya huh ,tapi legaaaa banget deh ada lagi nih teman hari itu juga dia ulang tahun yang ke 20tahun  jam-jam 9an gue kerumahnya ternyata gak ada dirumah alhasil gue sms dia dong Tanya dia lagi dimana dia biang dia di pengadilan HAH?? Kok gue gak tau ,kok kamu gak kasih tau sih huh yaudah alhasil gue sama imay main dirumahnya dimas kelamaan nunggu ya udah pulang lagi jadinya nanti aja balik lagi.
Eh si dimas sms gue malemnya bilang fahmi sakit, (aduh kamu kenapa taaa?)
Gue sms gue Tanya kamu kenapa ta? Eh enggak dibales . Ya udah malemnya gue maksain kerumahnya buat kasih kadonya sekalian mau jenguk dia  sedih banget hangat banget badannya, lemes banget kayaknya cepet sembuh ya sayaaaaaaangku  gue senyum ,gue bilang selamat ulang tahun ya ta.. aku sayang kamu
Sehari,dua hari,tiga hari,empat hari,lima hari sampai di tanggal 12 mei 2010 hem padahal gue nungguin dia sms met ultah ya sayaaaaang ku, tapi dia gak sms-sms gue oh my god!
Gue sms dia, Tanya dia lagi dimana dia bilang di RS ANANDA lagi periksa darah takut banget gue jangan sampai kenapa-kenapa..
Sorenya gue sama ranna kerumahnya niatnya mau jenguk sebelumnya gue beli bubur di harapan jaya ,baru deh kerumahnya ternyata belum pulang kata tetangganya dirawat kaget lah bo masa gue cweknya (dulu.. ) malah enggak tau akhirnya kita niatin buat ke ananda cari dia ,dijalan sedikit gerimis-gerimis gitu gue inisiatif telepon ke handphonenya yang angkat si bokap sepertinya ya udah tanya ruangannya dimana digedung apa dll deh.
Sampe di ananda, bingung setengah mati cari ruangannya udah pulsa habis eh bapaknya telepon ke handphone gue bilang di ruang intensif ,masih gak ketemu juga akhirnya kita uda mau pulang eh si ranna ngeliat di kaca ada fahmi eh ketemu bapaknya sama ibunya sempet ngobrol sebentar terus gue liat dia dari jendela (gak boleh masuk ) si nyokap masuk nyuapin dia makan gue nangis bo liat dia sakit ,dia liat gue terus dia ngasih isyarat buat gue gak nangis gue elap air mata gue gue senyum . gue sedih liat lo masuk rumah sakit tapi gue seneng ta dihari ulang tahun gue walaupun dari pagi-pagi gue gak terima sama sekali sms met ultah dari kamu gue bisa ngerasain rasanya berjuang ,rasanya khawatir, rasanya sayang sama kamu 
Si bapak berusaha buat gue bisa masuk liat langsung ke dalem ,akhirnya gue masuk gue ngucapin salam, gue senyum ,gue bilang cepet sembuh ya sayang ,(aku seneng banget ,aku pernah ada disaat kamu lagi jatuh ta.)
Besoknya gue,ranna+kak santo jenguk dia bareng-bareng nyokap titip jambu merah yang dibeli dari pasar (dia sakit DBD) yaudah kita jenguk kesana, hari selanjutnya gue mampir kerumah sakit dari 48 ngeliat seleksi berkas dia udah dipindah ruang dan udah kelihatan sedikit baikan.
Nah ,tanggal 16 mei 2010 nya ta pulang dari rumah sakit Alhamdulillah seneng banget 
Singkat cerita ,sekarang udah tanggal 24 Mei 2010 hem today is us 3rd months senangnya  aku sayaaaaang sama kamu ta hari itu dia kerumah kita masak spageti bareng-bareng haha seru deh 
Tanggal 1 juni 2010 ,dia minta ditemenin bayaran ke kampus pulang dari kampus muter-muter di MM gak jelas terus nyebrang ke BCP ke Gunung agung liat novelnya Raditya Dika ,terus pulang dirumah kita nyanyi-nyanyi, bercanda-bercanda ,ngisengin dia seperti biasa and than today he give me a ****** haha.
tanggal 3 juni 2010 dia anterin gue liat hasil pengumuman di smk 48 yang Alhamdulillah banget gue masuk  semua karena dia ,kamu semangat buat aku ta,kamu semangat buat aku bahkan itu gak akan pernah berubah.
Hem, tanggal 6 juni 2010 triple date sama Ranna+kak Sant ,li+Upiie  nonton prince of Persia huh  kan gue mau nonton shrek tadinya he he he ,makan bareng ,terus pulang deh.
Ditanggal 12 juni 2010 ngumpul dirumah gue lia ada sedikit masalah sama pacarnya terus kita makan bareng-bareng seperti biasa makan mi goreng xixixixi 
Belum lama ini ,tanggal 5 july 2010 ke Dufan bareng-bareng  seneng banget ,dia seneng banget buat gue ketakutan haha emang gue penakut xixixi ini yang paling gak bisa dilupain pertama kita naik kora-kora (perahu ayun), terus naik tornado, Niagara-gara, seneng banget deh bercanda-bercanda lepas makan disuapin ,ngantri sambil cerita-cerita seharian sama-sama kamu seneng banget. Basah-basahan gara-gara arung jeram hehe kepeleset juga  seru banget
10 july 2010 ,puncak kangennya aku sama kamu and nice satnight ta  walaupun Cuma sebentar kerumahnya bisa melepas kangen (gue sedih.. ) ini terakhir kita seneng-seneng sepertinya aku mulai sibuk sama kegiatan di sekolah baru sementara kamu libur dan sibuk sama kegiatan kamu disisa waktu kita tanggal 20 july 2010 kamu bisa jemput aku sepulang MOPDB seneng banget sekian lamanya jarang ketemu . pulang seperti biasa dijalan gue berusaha bercanda-bercanda ngeledekin dia ,nyubitin dia ,gak pernah gue sampai sekangen itu  pulang mampir ke 25 makan dulu dikantin terus pulang deh
Mulai saat itu gue emang sadar dia mulai berubah mulai aneh dan mulai cuek sama gue ,seakan ada yang disembunyiin aja (ternyata bener kan) gue berusaha buat biasa aja, gue sms juga jarang banget dibales.
Akhir cerita kita 4 agustus 2010, cerita ini gak semuanya aku tulis gak semuanya aku ungkapin gak semuanya kamu tau rasa berjuang buat aku itu seperti apa ,rasa sayang itu seperti apa, kecewa itu seperti apa, ,kamu gak pernah tau setiap kali Juli bilang dia pengen sama-sama aku aku selalu bilang gak bisa itu untuk kamu ta, belum lagi kak Rega ,belum lagi rasa ingin dekat lebih jauh sama keluarga kamu sama ibu bahkan sama bapak ,belum lagi rasa sakit liat kamu secepat itu sayang sama seseorang ta, kamu gak pernah ngerti apa yang aku rasain aku pengen kamu ngerti apa iya selama ini aku pernah minta sesuatu yang macem-macem sama kamu ,apa aku pernah maksain sesuatu sampe kamu bener-bener males banget sama aku ta?? Aku yakin udah lama kamu bohong soal ini aku pernah Tanya sama kamu ,apa ini Karena orang lalin ta? Tapi kamu jawab enggak tapi buktinya apa kamu bisa ta secepat itu ngelupain semuanya.
Rasa sakit ini datang bukan Karena aku gak bisa lagi sama-sama kamu ,tapi karena kamu semangat buat aku ta kamu yang selalu buat aku semangat belajar, buat aku semangat menghadapi sesuatu ,yang selalu buat aku positif thinking kalo aku pasti bisa kayak dulu kamu bilang aku pasti masuk di 48 tapi sekarang kamu gak ada lagi ta buat aku dulu kamu yang bilang kita pasti bisa sama-sama terus kita akan baik-baik saja walaupun intensitas aku sama-sama kamu ketemu pasti akan lebih jarang. Kamu gak pernah ngerti ta, rasa sakitnya aku harus panggil kamu dengan sebutan kakak lagi kamu juga gak pernah ngerti gimana aku cemburu ini gak ada hitungan bulan ta kamu udah bisa sama-sama yang lain dan dia jauh lebih muda dari aku ta . jujur aku ,saat ini gak berharap banyak buat bisa sama-sama kamu tapi kamu semangat ta buat aku kamu tau aku masih ingin sama-sama kamu seenggaknya kamu bisa buat tiap hari sms aku ,aku pengen gak ada yang berubah ta semua masih bisa aku dapetin walaupun pasti beda saat ini rasa sayang kamu bukan lagi buat aku. Tapi aku tau kamu ngerti seperti apa harusnya kamu bersikap ke aku. Aku sayang kamu ta .








-aku-