Senja, bolehkah aku bertanya mengapa bumi berputar pada porosnya
Dan bumi dengan seimbang hidup diantara ruang nan luas tanpa udara
Senja, aku percaya bahwa matahari menjadi semangatku dipagi hari
Dan, bulan meninabobokanku di malam hari
Senja, bagaimana dengan fajar yang selalu menemaniku laksana lentera disetiap jalan-jalanku
Senja, begitu banyak kata tertulis jelas melukiskanmu
Wahai senja, ribuan bait puisi telah terukir namamu
Senja, aku percaya kaulah energi positif dalam setiap hembus nafasku
Aku terpaku melihatmu dari kejauhan, tampak senyum tergantung indah diwajahmu
Dan ketika kau mulai memudar, tak tampak lagi keindahanmu
Tak kunjung ku dengar senandungmu
Tak dapat lagi ku nikmati senyumanmu
Wahai senja, jelaskan kepadaku
Kau membuat aku ragu-ragu, kau mengangkatku tinggi-tinggi dan menghempaskan aku begitu saja
Wahai senja, jelaskanlah kepadaku
Walau hujan dan badai menerpaku, walau panasnya gurun menjilat-jilat tubuhku
Wahai senja, jelaskan kepadaku
Atau aku akan mati disini
Kembali menjadi bagian gelap dari sisi yang terang
Kembali menjadi angan-angan dari sebuah cita-cita dan harapan
Kembali menjadi sampah dari sebuah usaha yang sia-sia
Senja, namun kini kau biarkan aku berlalu
Kau tak lagi mendengarku dan sekali pun tersenyum untukku
Kau tak lagi bersenandung meninabobokanku bersama bulan dipangkuanmu
Senja, suatu hari ku pastikan kau kembali
Tak peduli bagaimana hidup dan mati
Senja, kau bagian terang dari setiap goresan tinta hitam disetiap langkahku
Kembalilah senja, biarkan aku mati
Biarkan ku nikmati senyummu itu, lalu mati terhujam waktu
28712-0012
Dan bumi dengan seimbang hidup diantara ruang nan luas tanpa udara
Senja, aku percaya bahwa matahari menjadi semangatku dipagi hari
Dan, bulan meninabobokanku di malam hari
Senja, bagaimana dengan fajar yang selalu menemaniku laksana lentera disetiap jalan-jalanku
Senja, begitu banyak kata tertulis jelas melukiskanmu
Wahai senja, ribuan bait puisi telah terukir namamu
Senja, aku percaya kaulah energi positif dalam setiap hembus nafasku
Aku terpaku melihatmu dari kejauhan, tampak senyum tergantung indah diwajahmu
Dan ketika kau mulai memudar, tak tampak lagi keindahanmu
Tak kunjung ku dengar senandungmu
Tak dapat lagi ku nikmati senyumanmu
Wahai senja, jelaskan kepadaku
Kau membuat aku ragu-ragu, kau mengangkatku tinggi-tinggi dan menghempaskan aku begitu saja
Wahai senja, jelaskanlah kepadaku
Walau hujan dan badai menerpaku, walau panasnya gurun menjilat-jilat tubuhku
Wahai senja, jelaskan kepadaku
Atau aku akan mati disini
Kembali menjadi bagian gelap dari sisi yang terang
Kembali menjadi angan-angan dari sebuah cita-cita dan harapan
Kembali menjadi sampah dari sebuah usaha yang sia-sia
Senja, namun kini kau biarkan aku berlalu
Kau tak lagi mendengarku dan sekali pun tersenyum untukku
Kau tak lagi bersenandung meninabobokanku bersama bulan dipangkuanmu
Senja, suatu hari ku pastikan kau kembali
Tak peduli bagaimana hidup dan mati
Senja, kau bagian terang dari setiap goresan tinta hitam disetiap langkahku
Kembalilah senja, biarkan aku mati
Biarkan ku nikmati senyummu itu, lalu mati terhujam waktu
28712-0012