Nana, pelangi itu ada dimatamu
Ketika kita membuka mata disaat fajar menyembul di pagi hari
Ketika ku dengar suara senandung lagu terdengar dari
kejauhan
Ku nikmati setiap lantunan syairnya
Ku nikmati setiap melodi yang dimainkannya
Ku nikmati setiap waktu bergulir disampingnya
Lembut, nyaman, dan indah..
Nana, ketika kau mulai lelah dan berhenti memainkan setiap
syair yang keluar dari bibirmu itu
Kami tahu kami merasa kehilangan
Seperti telaga nan dangkal
Seperti hutan tak berpenghuni
Seperti lautan tanpa karang
Seperti aku tanpa nafas dalam ragaku
Nana, filosofi kehidupan masalaluku hanyalah kamu
Tangis dan tawa masa depanku jugalah kamu
Hitam dan putih roda kehidupanku cumalah kamu
Nana, kau lebih dari sekedar diary usang didalam ransel
hijau tua pemberian ayahku
Nana, kau lebih dari tempatku berbagi
Kau lebih dari sekedar rona merah jambu yang terlukis
dipipiku saat itu
Kau lebih dari pelangi yang terpatri jelas dimatamu
Nana, biarkan aku menjadi bagian dari perjalananmu
Hujam aku dengan seribu mata pisaumu
dan masukkan aku kedalam setiap lembar cerita didalam hatimu
nana, kau labih dari sekedar mata pisau yang menghujam
setiap detikku
kau, diary berjalan
kau setia menemani setiap alunan langkahku
kau temani setiap hembus nafasku
kau titik ukur setiap perjalananku
dan ketika aku dan kamu sampai diakhir perjalanan
katahuilah nana, aku merindumu