Sunday 19 November 2017

New Content Of This Blog

Bismillah..
Udah lama banget ga update di blog ini hehe, sempet lupa password dan sebagainya pula. Tapi alhamdulillah masih di ijinin untuk update tulisan di blog ini hehe
Beberapa menit yang lalu sempet otak atik dan berusaha menghubungkan akun Youtube dan akun Blog ini ke Google Adsense (nyesel ihhh ngertinya baru sekarang-sekarang ini), dengan harapan kedepannya akan lebih semangat nulis dan update konten bermanfaat di akun Youtube dan Blog ini hehe (disamping cari uang jajan tambahan LOL).
Oh iya mungkin masih banyak yang belum tau apa sih Google Adsense. Nah Google Adsense ini gampangnya disebut iklan, iklan yang akan dimasukkan ke video atau tulisan-tulisan kita di Blog ataupun Youtube. Google Adsense ini yang bakalan kasih reward untuk orang-orang kreatif yang punya atau bikin content menarik sehingga punya banyak viewers di Youtube atau banyak pembaca di Blog. Makin banyak viewers nya yaa makin banyak rewardnya hehehe.
Bahkan di Indonesia pun sudah menjamur yaaa vlogger-vlogger kece kekinian, dan artis-artis yang cari uang tambahan di Youtube, ga heran minat menonton TV sekarang sudah makin menurun melihat manusia makin ketergantungan sama yang namanya Internet sooo lebih keren aja gitu kalo tontonannya Youtube, apalagi nontonnya online yang bisa abisin kuota 20Gb sebulan cuma buat nonton Youtube :')
But over that banyak banget ilmu yang bisa di ambil kok dari Youtube atau Blog.

Karena ini postingan pertama aku setelah lama ga update Blog, aku mau coba hal-hal yang baru hehe
Dimulai dari postingan ini, aku akan posting beberapa konten di Blog ini mulai dari curhatan daily, sampe update resep-resep masakan hehe karena aku lagi seneng-senengnya belajar masak.
Pokoknya aku mencoba menghidupkan kembali hobi menulis ini, udah lama banget ga puter otak buat tulisan yang menarik hehe
Dan postingann setelah ini aku bakal bahas tentang gimana cara menghubungkan akun Youtube atau Blog kamu-kamu ke Google Adsense dengan harapan kalian juga bisa menghasilkan hal-hal yang bermanfaat hehe


Thanks guys
with love
-M

Wednesday 16 July 2014

Sahabat itu yang seperti kalian

Kadang, Tuhan adil mengatur bidak bidak kehidupan. Kadang kita berada dibawah namun juga tiba-tiba berada diatas. Kadang, semua orang menguatkanmu atau malah berbalik menusukmu. 

Sahabat, yang aku tahu aku hanya miliki sedikit dari semangat kalian. Berjuang mengalahkan ego diri sendiri agar dapat terus menjaga ini bersama. Sahabat, yang mereka tahu kita ini batu karang, yang tak mudah orang memecahkannya. Namun, sahabat, kadang aku pun tak kuat rasanya ingin rehat dari segala beban yang ada.

Sahabat, kalian itu penguat. Asupan semangat ketika kita diharuskan bertanggung jawab sendiri-sendiri ambil bagian untuk berdiri. Aku dan kamu sama-sama tahu, kita dibesarkan oleh tempat yang sama. Empat tahun sudah kita bersama. Aku meyakini setiap perjuanganku pasti ada peluhmu, maka selalu ku selipkan do'a untukmu.

Sahabat, entah kapan kita memulainya. Memutuskan untuk menjadi keluarga. Hingga akhirnya kita selalu bersama, memikirkan segala sesuatunya. Sahabat, ayo lanjutkan perjuangan kita. Yakinlah ini ladang amal untuk kita bersama. Jangan mengeluh, jangan dulu berhenti. Kita hanya perlu sedikit bernapas dari segala sesuatu yang mengecilkan kita. Kita hanya perlu sedikit berjuang untuk segala sesuatu yang kita sebut tanggung jawab. Kita hanya perlu memperjuangkan semua yang sudah ada. Hanya perlu yakin, inilah ladang amal kita.

Teruntuk kalian yang selama empat tahun terakhir selalu mendengarkan keluh kesahku, teruntuk kalian yang aku tahu "mencintaiku". Aku hanya ingin kalian tahu, aku selalu mencintai kalian.

Satya wira wicaksana, angkatan enam.




Selamat ulang tahun yang ke-10, rgrds.

Hari itu..


Entah mulai kapan aku jatuh cinta, tentu bukan pada pandang pertama. Tapi karena kamu, yang baru mengenalku, menginginkanku seutuhnya untuk menjadi pendamping hidupmu. Entah mulai dihari apa, kamu meminta seorang sahabatmu menelpon temanku hanya untuk mengobrol ringan denganku, entah mengapa aku sangat menunggu kesempatan itu. Hari demi hari berlalu, suatu hari kamu menghubungiku. Akhirnya komunikasi kita semakin intens. 

Dua minggu berlalu, seorang sahabatmu mendatangi sahabatku di Indonesia. Mereka banyak cerita tentangmu, bagaimana keseriusanmu, dan seperti apa kepribadianmu. Semoga kamu benar-benar laki-laki yang baik. 

Day by day, sahabat mendatangiku dirumah, memberikanku sebuah bingkisan yang ternyata darimu, tiga buah jam tangan cantik. Hadiah pertama yang kamu berikan, aku sangat menghargainya, terima kasih yang terkasih.


Hari berlalu, kamu semakin memberikan signal keseriusanmu. Suatu hari sahabatku mengabarkan bahwa kamu mengirimkan uang untuk membelikanku tiket terbang ke Malaysia menemuimu. Aku hanya terkejut haruskah aku pergi? Sementara aku tak tahu betul seperti apa kamu, watak dan sifatmu. Namun, sekali lagi Allah begitu adil. Ia menganugerahi kamu kepadaku, laki-laki baik yang siap memperjuangkan kehormatanku.

Continued~

Thursday 3 October 2013

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL




PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL



Disusun oleh:


      Triesya Maya Ade Putri



KATA PENGANTAR


Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah S.W.T karena telah melimpahkan hidayahnya untuk kita semua, dan dengan itu pula Saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Selain itu Saya ucapkan terima kasih kepada Ibunda dan keluarga Saya  yang senantiasa memberikan motivasi, juga dukungan baik moriil maupun materiil, terima kasih pula kepada Dr. Awaluddin Tjalla selaku dosen mata kuliah “Pengantar Ilmu Pendidikan” yang dengan sabarnya menuntun dan menutupi bagian-bagian yang rancu didalam makalah ini, dan tak lupa pula kepada teman-teman yang setia membantu dengan memberikan ide, kritikan serta sarannya yang membangun guna memperkaya makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kesalahan-kesalahan dibeberapa bagian maka, dengan untuk itu Saya memerlukan kritik serta saran dari pembaca guna memperkaya makalah ini.
Akhirnya Saya sebagai penulis makalah “Pendidikan Karakter Dalam Konteks Pendidikan Nasional” mengucapkan terima kasih, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.



Jakarta, Oktober 2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, dengan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Balitbang Kemendiknas telah menyusun grand design pendidikan karakter (2010), dimana dijelaskan bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Setelah melakukan penelitian yang panjang, Balitbang Kemendiknas (2010:7) telah menetapkan nilai-nilai yang  dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut yaitu agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Dan seperti yang kita ketahui pendidikan karakter, yang kita bicarakan sesungguhnya adalah sebuah proses penanaman nilai yang sering kali dipahami secara sempit, hanya terbatas pada ruang kelas, dan sering kali pendekatan ini tidak didasari prinsip pedagogi pendidikan yang kokoh.

Sehingga apakah pedidikan karakter tersebut memiliki peran serta yang tepat pada pendidikan nasional? Akan kita bahas pada bab selanjutnya yakni pembahasan.

1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.   Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
2.   Apa sajakah sembilan pilar pendidikan karakter?
3.   Mengapa pendidikan karakter itu penting?
4.   Bagaimana andil pendidikan karakter didalam kurikulum 2013?

1.3      Tujuan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “Pendidikan Karakter Dalam Konteks Pendidikan Nasional” berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain :
1.    Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Karakter dan Pendidikan Nasional
2.    Untuk mengetahui ruang lingkup Pendidikan Karakter
3.    Untuk mengetahui  pentingnya Pendidikan Karakter
4.      Untuk mengetahui  perkembangan Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Nasional

BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan karakter bukan merupakan hal yang baru sekarang.penanamannilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala. Akan tetapi, seiring dengan perubahan zaman, agaknya menuntut adanya penanaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pengajaran.
Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan (embeded) ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini semakin memudar. Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

            Alih-alih pendidikan karakter ini akan masuk kedalam kurikulum 2013 yang sudah mulai diterapkan, hal ini menuai pro dan kontra. Pendidikan karakter hanya akan menjadi sekadar wacana jika tidak dipahami secara lebih utuh dan menyeluruh dalam konteks pendidikan nasional kita. Bahkan, pendidikan karakter yang dipahami secara parsial dan tidak tepat sasaran justru malah bersifat kontraproduktif bagi pembentukan karakter anak didik.
Pendekatan parsial yang tidak didasari pendekatan pedagogi yang kokoh alih-alih menanamkan nilai-nilai keutamaan dalam diri anak, malah menjerumuskan mereka pada perilaku kurang bermoral. Selama ini, jika kita berbicara tentang pendidikan karakter, yang kita bicarakan sesungguhnya adalah sebuah proses penanaman nilai yang sering kali dipahami secara sempit, hanya terbatas pada ruang kelas, dan sering kali pendekatan ini tidak didasari prinsip pedagogi pendidikan yang kokoh.
Sebagai contoh, untuk menanamkan nilai kejujuran, banyak sekolah beramai- ramai membuat kantin kejujuran. Di sini, anak diajak untuk jujur dalam membeli dan membayar barang yang dibeli tanpa ada yang mengontrolnya.
Dengan praksis ini diharapkan anak-anak kita akan menghayati nilai kejujuran dalam hidup mereka. Namun, sayang, gagasan yang tampaknya relevan dalam mengembangkan nilai kejujuran ini mengabaikan prinsip dasar pedagogi pendidikan berupa kedisiplinan sosial yang mampu mengarahkan dan membentuk pribadi anak didik.
Alih-alih mendidik anak menjadi jujur, di banyak tempat anak yang baik malah tergoda menjadi pencuri dan kantin kejujuran malah bangkrut. Ini terjadi karena kultur kejujuran yang ingin dibentuk tidak disertai dengan pembangunan perangkat sosial yang dibutuhkan dalam kehidupan bersama. Tiap orang bisa tergoda menjadi pencuri jika ada kesempatan.
            Nah, pendidikan karakter sebagai pendidikan dasar yang mampu mengarahkan dan membentuk peserta didik menjadi siswa-siswi yang baik tentulah memiliki karakteristik. Berikut adalah Sembilan pilar pendidikan karakter di Indonesia yakni:
1. Responsibility (tanggung jawab).
2. Respect (rasa hormat).
3. Fairness (keadilan).
4. Courage (keberanian).
5. Honesty (kejujuran).
6. Citizenship (kewarganegaraan).
7. Self-dicipline (disiplin diri).
8. Caring (peduli).
9. Perseverance (ketekunan).
Kemudian Pendidikan karakter jika ingin efektif dan utuh mesti menyertakan tiga basis desain dalam pemrogramannya. Tanpa tiga basis itu, program pendidikan karakter di sekolah hanya menjadi wacana semata.
Pertama, desain pendidikan karakter berbasis kelas. Desain ini berbasis pada relasi guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar di dalam kelas. Konteks pendidikan karakter adalah proses relasional komunitas kelas dalam konteks pembelajaran. Relasi guru-pembelajar bukan monolog, melainkan dialog dengan banyak arah sebab komunitas kelas terdiri dari guru dan siswa yang sama-sama berinteraksi dengan materi. Memberikan pemahaman dan pengertian akan keutamaan yang benar terjadi dalam konteks pengajaran ini, termasuk di dalamnya pula adalah ranah noninstruksional, seperti manajemen kelas, konsensus kelas, dan lain-lain, yang membantu terciptanya suasana belajar yang nyaman.
Kedua, desain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah. Desain ini mencoba membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik dengan bantuan pranata sosial sekolah agar nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa.
Untuk menanamkan nilai kejujuran tidak cukup hanya dengan memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik. Pesan moral ini mesti diperkuat dengan penciptaan kultur kejujuran melalui pembuatan tata peraturan sekolah yang tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku ketidakjujuran.
Ketiga, desain pendidikan karakter berbasis komunitas. Dalam mendidik, komunitas sekolah tidak berjuang sendirian. Masyarakat di luar lembaga pendidikan, seperti keluarga, masyarakat umum, dan negara, juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengintegrasikan pembentukan karakter dalam konteks kehidupan mereka. Ketika lembaga negara lemah dalam penegakan hukum, ketika mereka yang bersalah tidak pernah mendapatkan sanksi yang setimpal, negara telah mendidik masyarakatnya untuk menjadi manusia yang tidak menghargai makna tatanan sosial bersama.
Pendidikan karakter hanya akan bisa efektif jika tiga desain pendidikan karakter ini dilaksanakan secara simultan dan sinergis. Tanpanya, pendidikan kita hanya akan bersifat parsial, inkonsisten, dan tidak efektif.
Itulah mengapa pendidikan karakter ini sebenarnya adalah langkah awal untuk Indonesia memproduksi bibit-bibit unggul pemuda yang tangguh dan mencintai negerinya. Pada kurikulum 2013 yang sudah berjalan, pemerintah memasukkan kegiatan Pramuka ke dalam kurikulum ekstra yang wajib diadakan di sekolah dalam rangka penguatan karakter siswa.

Menurut pembina kwarcab Pramuka Kota Malang Oetodjo Sardjito, Pramuka merupakan salah satu wahana pembentukan karakter siswa karena dalam Pramuka siswa dilatih akan kepemimpinan, kerja sama, solidaritas, mandiri, dan keberanian.

Hal ini sebagai penyeimbang kegiatan pembelajaran dalam kurikulum formal yang lebih berorientasi pada ranah kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (ketrampilan). "Kegiatan Pramuka ini akan mampu membangun kecerdasan siswa pada ranah afeksi (sikap dan perilaku), sehingga siswa akan mampu mengembangkan karakternya secara positif," tegas mantan Wakil Ketua DPRD Kota Malang tersebut.

Hanya saja, katanya, akhir-akhir ini Pramuka tidak lagi diminati oleh anak-anak muda, bahkan di sekolah pun peminatnya juga sangat minim, kecuali di SD yang memang diwajibkan. Dengan dimasukkannya Pramuka dalam kurikulum 2013 ini, kata pemilik Laboratorium Kesehatan itu, diharapkan secara perlahan karakter, nasionalisme dan sikap-sikap dasar bangsa Indonesia, seperti gotong royong, saling menolong serta ramah tamah kembali tumbuh dan mampu membentuk karakter generasi muda yang lebih baik.

Sebab, katanya menegaskan, anak didik di sekolah tidak hanya diajari hal-hal yang bersifat akademik saja, tapi juga nonakademik yang mampu melahirkan manusia-manusia berkarakter dan mencintai Tanah Airnya.

            Oleh sebab itu sebenarnya pendidikan karakter ketika kita lihat dalam konteks pendidikan nasional sudah memberikan cukup banyak kontribusi, walaupun efek dari pendidikan karakter tersebut tidak dengan langsung terlihat. Namun pasti menambahkan result yang baik untuk kualitas pendidikan di Indonesia.

PENUTUP

·        Kesimpulan
Pendidikan karakter yakni pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih peduli dengan lingkungannya serta mengetahui perannya untuk dirinya sendiri, orang lain, dan masyarakat. Maka, pendidikan karakter memang sarana yang tepat untuk menumbuhkan bibit-bibit unggul pembangun bangsa, atau seperti yang sudah diterapkan yakni kegiatan wajib Pramuka.

·        Saran
Pendidikan karakter perlu diiringi dengan pembekalan yang cukup, sehingga proses dari pendidikan karakter ini tidak bisa lepas dari peran gru, orang tua, dan lingkungan si peserta didik.


Wednesday 18 September 2013

MASALAH KUALITAS PEMBELAJARAN DIKELAS




MASALAH KUALITAS PEMBELAJARAN DIKELAS


 disusun oleh:

Triesya Maya Ade Putri          ( 8105132218 )



PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional.
            Sarana dan prasarana senantiasa menjadi penunjang dalam mendukung proses belajar mengajar dikelas. Seperti yang kita ketahui zaman sudah demikian modern dan canggih, sehingga sarana dan prasarana yang dibutuhkan juga akan dituntut lebih modern sesuai dengan kebutuhan para peserta didik.
            Kemudian buku, atau sarana pembelajaran. Seperti yang kita ketahui pula dengan perkembangan jaman yang cepat maka sekarang peserta didik sudah dengan mudah mengunduh bahan-bahan ajar atau sarana pembelajaran dalam bentuk e-book pada internet. Hal ini tentu banyak menuai hal positif, namun apakah tidak ada pengaruh negative dari hal tersebut? Ya! Tentu saja ada, peserta didik jadi tidak produktif karena biasa menguduh materi-materi pelajaran dari internet sehingga mereka jarang membaca buku.
Dan yang terakhir adalah pengajar yang sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses.
Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus terus-menerus.
Djamaroh (2006:173) menyebutkan ” Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang sering didiskusikan oleh penulis professional dan pengajar adalah juga pengelolaan kelas”. Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar adalah pengelolaan kelas, maka makalah ini sedikit banyak akan membahas tentang masalah kualitas pembelajaran dikelas sehingga dapat ditemukan kualitas pembelajaran yang baik dikemudian hari.

PEMBAHASAN

Ketika kita bicara tentang kualitas pembelajaran dikelas sudah terbayang seberapa banyak kendala atau masalah yang sering terjadi yang menimbulkan memburuknya kualitas pembelajaran dikelas. Kualitas pembelajaran yang dinilai baik yakni meliputi tiga aspek yang memadai yaitu sarana dan prasarana yang baik, buku atau media pembelajaran yang efektif, serta kinerja dan metode belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik.
Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan tersebut, Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup:

1. kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
    buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan
    lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.

2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi
    daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
Penggunaan sarana dan prasarana yang tepat tentu menjadi nilai plus sendiri pasalnya apabila sarana dan prasarana yang ada tidak cukup menunjang kegiatan mengajar otomatis kualitas pembelajaran dikelas pun tidak akan baik. 
Adapun jenis-jenis media yang dapat digunakan untuk membentuk pembelajaran yang baik :
  1. Media grafis
  2. Media Audio: laboratorium dengan kualitas sound yg baik.
  3. Media proyeksi diam: alat peraga
  4. Media proyeksi gerak dan audio visual: LCD proyektor
  5. Multi media: LCD, computer, AC, dll
  6. Benda
  7. Alam terbuka
Mengingat sangat bermanfaatnya media pembelajaran, maka guru harus menguasai berbagai media pembelajaran serta selalu mengembangkan dan menggunakannya dalam pembelajaran di kelas
Masalah yang sering menjadi kendala dalam membentuk kualitas pembelajaran yang baik yang lain adalah media pembelajaran atau yang biasa kita pakai yakni buku atau e-book. Peserta didik sudah tidak berpatokan dengan buku apakah itu dibolehkan? Ya, mengapa tidak selama media selain buku tersebut dapat memberikan fungsi yang sama seperti contoh-contoh dibawah ini.
Media Pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan serta minat peserta (siswa) sedemikian rupa agar terjadi proses belajar yang diharapkan. Manfaat media menurut  Kemp dan Dayton: 1985 ádalah:
  1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
  2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
  3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
  4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
  5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
  6. Proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
  7. Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
  8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Sedangkan manfaat praktis media pembelajaran adalah:
  1. Materi abstrak menjadi lebih konkrit
  2. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
  3. Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
  4. Dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas
  5. Memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa
Adapun tujuan penggunaan media pembelajaran adalah :Menghilangkan salah tafsir, Menghindarkan kebosanan, Menarik perhatian dan minat, Mengatasi keterbatasan objek dan Memperlancar proses pembelajaran
Perubahan paradigma pembelajaran dari paradigma mengajar ke paradigma belajar, merupakan salah satu agenda penting dalam keterlaksanaan KTSP yang berbasis kompetensi. Paradigma belajar mengandung makna bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini fungsi guru sebagai fasilitator dan motivator, guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep baru yang dipelajari dengan motivasi guru. Oleh karena itu guru harus menguasai model-model pembelajaran.
Model-model pembelajaran tersebut menurut Joyce,B.,Weil,M.(1980), dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:
  1. Rumpun model-model pengolahan informasi – Prinsip-prinsip model pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol.  Contoh model ini diantaranya adalah : berpikir induktif, Latihan inkuiri, Pembentukan konsep.
  2. Rumpun model-model pribadi/individual – Prinsip-prinsip model pribadi/individual menekankan pada pengembangan pribadi, menekankan proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, manusia pembuat makna, perhatian pada kehidupan emosional, membantu individu dalam pengembangan hubungan produktif dengan lingkungan, membantu individu untuk melihat dirinya sendiri. Contoh model ini diantaranya adalah : Pengajaran .non direktif, Latihan Kesadaran, Sinektik, System Konseptual, Pertemuan kelas.
  3. Rumpun model-model interaksi sosial – Prinsip-prinsip model Interaksi sosial menekankan pada hubungan individu dengan masyarakat, fokus pada proses, di mana realitas adalah negosiasi sosial, prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain, demokratis, produktif. Contoh model ini diantaranya adalah : Kerja Kelompok (investigation group), Inkuiri Sosial, Jurisprudental, Role playing, simulasi social.
  4. Rumpun model-model perilaku – Prinsip-prinsip model perilaku didasarkan pada teori perilaku, mementingkan penciptaan lingkungan belajar. Contoh model ini diantaranya adalah : Contingency Management (manajemen dari akibat/hasil perlakuan), Self Control, Stress Reduction (pengurangan stres), Assertive Training (Latihan berekspresi), Desensititation, Direct training.
Selain Model-model tersebut ada pula model-model pembelajaran efektif seperti : examples nonexamples, picture and picture, numbered heads together, cooperative script, kepala bernomor struktur, student teams- achievement divisions (STAD),jigsaw, problem based introduction (PBI), artikulasi, mind mapping, make- a match, think pair and share, role playing, group investigation, talking stick, bertukar pasangan, snowball throwing, student  facilitator and explaining, course review horay, demonstration, explicit instruction dan lain lain. Dan masih banyak lagi model-model pembelajaran yang harus selalu digali oleh guru agar dalam melaksanakan tugasnya menjadi guru yang profesional dan dalam pembelajaran selalu inovatif dan menyenangkan
Dan masalah yang menghambat kualitas pembelajaran yang baik di Indonesia yakni kualitas dari tenaga pengajar atau pendidiknya itu sendiri. Tak sedikit guru-guru atau dosen yang tidak kompeten dibidangnya namun tetap dipekerjakan, seharusnya tidak. Mengapa? Apabila kita lihat kembali dari kacamata masyarakat, pendidik adalah orang yang seharusnya kompeten dibidangnya untuk menghasilkan orang-orang yang kompeten pula.
Wakil Presiden Jusuf  Kalla,dalam pidatonya pada pembukaan ‘The Seventh E-9 Ministerial Review Meeting on  Teacher Education and Training, di Nusa Dua, Bali, Selasa (11/3-08),  mengatakan bahwa kualitas guru harus ditingkatkan, karena guru adalah garda terdepan sebagai agen perubahan, untuk menuju yang lebih baik.”Oleh karena itu saya berusaha untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, karena itu program peningkatan kesejahteraan  guru tidak bisa ditawar lagi”, Pentingnya peningkatan kualitas dunia pendidikan, salah satunya dengan memprioritaskan anggaran bagi peningkatan, pendidik harus  bersertifikasi. Peningkatan anggaran pendidikan ini dikarenakan pengaruh kondisi ekonomi.
Sementara itu RH Heru Wahyukismoyo, anggota Komisi D DPRD DIY (Fraksi P Golkar), mengemukakan, sertifikasi guru merupakan momentum bagi peningkatan kualitas pendidikan di DI Yogyakarta. Karena itu, proses uji sertifikasi harus bisa dikerjakan dan dikawal sebaik-baiknya agar tak sekadar berorientasi pada tujuan peningkatan kesejahteraan, tetapi terutama pada peningkatan mutu guru (www.pmptk.Net).
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri.
Filsofi sosial budaya dalam  pendidikan di Indonesia, telah menempatkan fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah di posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik dalam proses pendidikan secara global.
Dalam konteks sosial budaya Jawa misalnya, kata guru sering dikonotasikan sebagai kepanjangan dari kata “digugu dan ditiru” (menjadi panutan utama). Begitu pula dalam khasanah bahasa Indonesia, dikenal adanya sebuah peribahasa yang berunyi “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Semua perilaku guru akan menjadi panutan bagi anak didiknya. Sebuah posisi yang mulia dan sekaligus memberi beban psykologis tersendiri bagi para guru kita.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab XI pasal 39 ayat 2 : Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut Peraturan Pemerintah  no 19 Tentang Badan Standar  Nasional Pendidikan Bab IV pasal 19 ayat  (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan..
Sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya harus mengemban amanah tugas yang berat, yakni mencerdaskan bangsa. Pendidik harus mengenali metode mengajar yang tepat seperti yang sudah dibahas diatas, membuat keadaan yang nyaman dikelas, dan membawa pengaruh yang baik bagi semua peserta didiknya sehingga dengan begitu kita dapat merasakan kualitas pembelajaran yang baik didalam kelas. Dan dengan begitu kita telah menaikkan angka atau mutu pendidikan di Indonesia.

PENUTUP
KESIMPULAN
·         Masalah yang dialami Indonesia atas kualitas pembelajaran dikelas yakni bersumber dari tiga aspek yakni sarana dan prasarana yang dipilih untuk menunjang proses belajar dan mengajar, buku atau sarana pembelajaran yang dipakai, serta tenaga pendidik yang kurang memahami metode pembelajaran dikelas sehingga peserta didik tidak dengan maksimal menerima materi yang diberikannya.
SARAN
·         Indonesia sebagai Negara yang kaya haruslah memiliki bibit-bibit unggul pembangun bangsa yang nantinya akan dengan bangga membangun bangsanya dengan itu pemerintah, masyarakat, dan lingkungan haruslah mendukung penuh program yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan cara memotivasi anak-anak bangsa untuk terus bersekolah.

Aku Tidak Menuntut Banyak..

Aku tidak memuntut banyak..
Ketika kamu percaya tak ada waktuku sedikitpun yang luput dari memikirkanmu, aku hanya tersenyum dan menjawab “itu sudah tugasku”. Mengapa kamu enggan untuk melakukannya juga untukku? Atau ketika kamu menyadari bahwa aku mencintaimu, tapi mengapa kamu malah merendahkan perasaan itu?

Sabar tetap ada batasannya, rindu pasti ada puncaknya, dan semua pasti ada ujungnya. Ketika aku hanya menuntut kamu sekadar memberikan kabar, mengapa rasanya berat sekali untukmu melakukan itu? Sementara berulang kali kamu katakan, aku serius menjalaninya. Kita punya tujuan yang sama dan ayo sama-sama kita mewujudkannya..

Senja, kamu terlihat kokoh disana. Terlihat kuat dan dewasa, tapi mengapa yang aku rasakan kini berbeda? Kamu merendahkan aku dan perasaanku. Ketika kamu dengan gagahnya berteriak “lebih mudah mencintai orang yang mencintaimu dari pada kamu memungut cinta”. Ya, aku mecintaimu senja! Hanya saja mengapa mesti begitu caramu mengungkapkannya? Aku tidak sedang mengemis-ngemis cintamu, yang aku pikirkan saat ini adalah kita sedang berjuang melawan waktu. Ya, kita! Bukan hanya aku. Nyatanya aku salah, ternyata selama ini hanya aku yang berjalan. Sehingga kita ini timpang, dan rapuh.

Senja, aku tak pernah bosan mengatakan ini kepadamu. “kamu itu laki-laki paling sulit yang pernah aku temui, hanya saja bila aku harus memutar kembali waktu aku akan tetap memilihmu”. Percayalah, aku tak pernah menyesal mengatakannya. Senja, definisi dewasa dimatamu itu seperti apa? Haruskah aku mencontohkannya? Aku ini perempuan, aku berharap banyak padamu. Jadi haruskah aku tetap berjalan, terus berjalan.. tanpa pegangan, tanpa sandaran. Jadi haruskah aku akhirnya mengalah dan berhenti berjalan hingga akhirnya kamu menyusulku dan kembali menyuntikkan semangatmu itu? Atau haruskah aku berlari sekuat tenaga keluar dari sekat-sekat ini dan melupakan keseriusanmu?

Senja, aku bisa melakukan itu hanya saja perasaanku ingin tetap disini. Bukan untuk mengalah dan pergi. Tapi memperjuangkanmu yang tidak memperjungkanmu. Senja, apakah kamu tau? Alangkah bodohnya aku menuliskan semua ini, yang tak akan pernah terbaca olehmu. Aku hanya ingin suatu hari nanti setelah kita menyelesaikan semua ini kamu menemukan tulisan ini dan menyadari begitu sabarnya aku melawan egoku untukmu. Mengalah, mengalah dan mengalah. Aku terpaksa menjalaninya? Tidak sama sekali senja, aku tulus menjalaninya.

Aku benar-benar sabar menikmati semua ketidak pedulianmu, sekali senja.. hatiku ingin terus bertahan. Aku tak mampu mendeskripsikan rasa apa yang sebenarnya terjadi. Senja, percayalah tidak ada seorang wanitapun kecuali ibumu dan aku yang begitu sabar menghadapimu. Dan percayalah aku akan terus begitu.


18 Sept '13